Sejarah Ilmu Sin Lam Ba berasal dari H. Oddo bin Syekh Abdul Karim Banten. Syekh Abdul Karim Banten, tokoh tarekat Qadiriyyah
yang terkenal di Asia Tenggara di akhir abad 19 (salah satu Imam
Masjid di Mekah, berdasarkan keterangan keluarga beliau). Setelah
pecahnya perang Banten yang digagalkan Belanda 1888, putra-putra beliau
menyingkir ke pedalaman Kerawang Utara (tujuan pertamanya ingin ke
Sultan Agung di Demak, karena suatu hal mereka terdampar di daerah
Karawang Pantai Pakis Kertajaya) sekitar 15 KM Timur Laut Rengas
Dengklok dan mendirikan sebuah pesantren.
Rombongan ini di pimpin putra beliau yang belakangan di kenal dengan nama H. Oddo bin Syekh Abdul Karim Banten (wafat ± 1939-an dalam usia hampir 100 tahun)
yang kemudian memberikan pengajaran ilmu Hikmah kepada Pak Toha bin
Sieng dari Betawi (Tebet-Menteng Dalam) dan dilanjutkan (oleh salah satu
muridnya Alm. H. Harun Achmad).
Sebelumnya, Pak Toha bin Sieng yang lahir pada tanggal 15 Agustus 1889 dan wafat pada tanggal 8 Desember 1957,
merupakan opsir Belanda Desersi (seorang tokoh pendekar yang disegani
di Betawi), dan kemudian berniat pergi mencari ilmu Hikmah (sekitar
tahun 1934) ke daerah Kulon (Banten). Ditengah perjalanan di dalam
kereta api, Pak Toha bin Sieng bertemu dengan seorang kakek-kakek/sosok
orang tua, dia menyuruh Pak Toha untuk pergi ke daerah Wetan
(Karawang). Konon setelah memberitahu kepada Pak Toha,
kakek-kakek/orang tua tersebut menghilang/dicari lagi sudah tidak ada
ditempatnya. Akhirnya Pak Toha bin Sieng menuruti nasehatnya untuk
pergi ke suatu tempat yang ternyata pesantren milik bapak H. Oddo bin
Syekh Abdul Karim Banten dengan tujuan untuk menuntut ilmu Hikmah
karena secara ilmu kependekaran (istilahnya) bapak Toha merasa sudah
cukup, karena konon di Betawi dia sudah dikenal di dunia persilatan
pada masa itu (pendekar Toha dari Betawi).
Singkat
cerita di pesantren tersebut Pak Toha bin Sieng tidak langsung diberi
ilmu Hikmah, melainkan beliau diberi tugas sebagai Marbot (penjaga
masjid), yang bertugas untuk membersihkan masjid dan mengisi air untuk
berwudhu. Setelah 2 tahun 10 bulan (Dua Tahun Sepuluh Bulan) berselang,
barulah. H. Oddo bin Syekh Abdul Karim Banten mengijinkan Pak Toha bin
Sieng (dan enam putra H. Oddo bin Syekh Abdul Karim Banten). Untuk
mengambil salah satu Manuskrip/kitab (gulungan rokok kaung) yang ada di
langit-langit masjid (dilakukan pada waktu malam Jum’at pada saat
Nisfu syah’ban menjelang bulan Ramadhan). Gulungan yang terdapat di
dalam salah satu kumpulan kaleng rokok kaung (kumpulan kulit jagung)
salah satu gulungan yang diambil bertulisan huruf arab gundul yang
dapat diartikan “ Intisari dari ilmu keberkahan dunia dan akhirat “ dan “ ilmu yang bekerja jika dizalimi orang lain “
merupakan salah satu ilmu yang terkandung di dalamnya, kemudian H.
Oddo bin Syekh Abdul Karim Banten memberikan wejangan dan amalan
(Zikir) kepada Pak Toha bin Sieng.
Setelah
2 tahun 10 bulan (dua tahun sepuluh bulan) meninggalkan Betawi, Pak
Toha bin Sieng kembali ke Betawi (Tebet) sekitar tahun 1937.
Sesampainya di Tebet keluarganya kaget melihat kedatangan Pak Toha bin
Sieng yang dikira telah meninggal. Setelah itu Pak Toha bin Sieng
bertemu dengan adiknya yang sudah lama mencarinya. Adiknya yang juga
seorang jawara, penasaran akan ilmu yang didapat oleh kakaknya itu.
Setelah menceritakan tentang ilmu yang didapat dari H. Oddo bin Syekh
Abdul Karim Banten, Pak Toha bin Sieng masih belum bisa mengerti atau
memahami fungsi dan kegunaan ilmu tersebut. Sang adik pun disuruh oleh
Pak Toha bin Sieng untuk menyerangnya dari dapur (serangan pukulan jarak
jauh), tiba-tiba dari ruangan tamu, Pak Toha bin Sieng terkejut
mendengar suara gaduh dari arah dapur. Di lihatnya sang adik menggelepar
seperti ayam terpotong di dapur (dekat tungku). Dengan kebingungan Pak
Toha bin Sieng menyembuhkannya secara spontan dengan menyebut Bismillah, Istighfar dan Allahu Akbar, lalu mengusapkan (dikebet) tangannya ke tubuh adiknya itu, setelah itu adiknya kembali sadar seperti semula.
Dan
dari peristiwa itu Pak Toha bin Sieng baru menyadari salah satu
manfaat ilmu yang didapat dari H.Oddo bin Syekh Abdul Karim Banten.
Setelah itu barulah Pak Toha bin Sieng mengajarkan dan mengembangkan
jurus silat tangan kosong dan jurus golok muka dua (jurus Pak Toha (1938-1957). Selain itu Pak Toha juga mengajarkan Ilmu Hikmah (Tenaga Dalam), yang didapatkan dari H. Oddo bin Syekh Abdul Karim. Tak lama berselang dalam tafakur malamnya ± 40 hari, Pak Toha menciptakan suatu jurus tenaga dalam Ilmu Hikmah,
yang niat awalnya untuk mempersatukan semua murid yang belajar ilmu
silat luar (tangan kosong/jurus golok) dan tenaga dalam (Ilmu Hikmah)
baik dari kalangan keluarga maupun masyarakat umum. Jurus itu bernama Langkah Lima, dan hingga sekarang jurus itu dipakai sebagai jurus wajib bagi setiap ikhwan/akhwad (murid-murid) PS. Sin Lam Ba di seluruh pelosok nusantara.
Ada beberapa periode perjalanan & perkembangan PS. Sin Lam Ba, yaitu :
1. Periode Kepemimpinan Bpak Moh. Toha bin Sieng.
Pada
saat itu Pak Toha belum memberikan nama Sin Lam Ba. Masyarakat umum
lebih banyak mengenal ilmu yang diajarkan Pak Toha itu sebagai ilmu kontak, Ilmu Bathin, Ilmu Setrum, Ilmu Lembu Sekilan, Ilmu Jeblak, dan lain –lain.
Sekitar tahun 1952 atas saran adik ipar Pak Toha bin Sieng yaitu H. Harun Achmad bin Achmad, yang lahir pada tanggal 12 Desember 1923 dan wafat pada tanggal 24 Oktober 1997,
beliau berserta murid lainnya mengadakan suatu pertemuan yang
berlangsung di Tebet Timur – Jakarta Selatan. Pertemuan itu membahas
masalah nama perguruan. Atas saran dari H. Toyib bin Fulan (seorang tokoh ulama dari Tebet Timur/guru ngajinya H. Harun Achmad bin Achmad), maka terbentuklah suatu nama perguruan yaitu “Sin Lam Ba” (Saudara Lahir Batin). Semenjak itu meluaslah nama Sin Lam Ba ke setiap daerah Nusantara, termasuk dikalangan warga keturunan Cina di daerah Kota, Golodok – Jakarta. Dan semenjak itu pula kalangan perguruan silat Tenaga Dalam mengakui bahwa Sin Lam Ba merupakan perguruan Tenaga Dalam tertua di Betawi (Jakarta).
Sebagai perguruan Tenaga Dalam yang tertua, maka wajar jika Sin Lam Ba dapat disebut sebagai sumber inpirasi
dari perguruan-perguruan Tenaga Dalam yang berkibar setelah era
1950-an. Salah satu perguruan Tenaga Dalam (Ilmu Hikmah) yang masih dibawah garis keilmuan/kepewarisan dengan Sin Lam Ba yaitu perguruan “Al-Hikmah “ yang didirikan oleh H. Syaki Abdul Syukur/Abah Syaki/Ki Syaki dari Cisoka. Abah Syaki mendapat ilmu dari H. Iri. H. Iri sendiri merupakan salah satu murid dari Pak Toha bin Sieng. (bisa dibilang H. Iri adalah murid generasi ke-III pak Toha). Jadi, Abah Syaki/Ki Syaki TIDAK BEAJAR LANGSUNG dengan Pa Toha bin Sieng. (sebagaimana yang dijelaskan H. Abdul Rauf Achmad sebagai adik ipar sekaligus assistennya pa Toha bin Sieng kemanapun pa Toha mengajar silat dari Jakarta-Bogor-Bekasi dan sekitarnya)
Dan sekaligus men-klarifikasi bahwa di daerah Kebon Baru – Tebet Jak-Sel, ada orang yang bernama Toha juga namun bukan Toha bin Sieng. Pa Toha Kebon Baru memang benar belajar ilmu ini dari seorang guru Al Hikmah sehingga ada kerancuan dikalangan masyarkat dunia persilatan bahwa pa Toha bin Sieng (Moh Toha bin Sieng) belajar Al Hikmah atw PS. Sin Lam Ba bersumber dari Perguruan Al Hikmah, itu SALAH.
Pada zaman Pa Toha bin Sieng, perkembangan perguruan Saudara Lahir Batin (Sin Lam Ba)
waktu itu sangat luas sehingga tidak menutup kemungkinan adanya
anggota2 yg benar2 ingin belajar dan yg ingin tahu saja serta yg punyab
misi khusus, seperti menambah bekal ilmu silatnya untuk dikembangkan
lagi ditempat ia belajar silat agar lebih lengkap seklain silat fisiknya
sehingga pd zaman itu pula ada bebrapa anggota yg mndirikan perguruan
sendiri dgn pelajarn yg mirip dgn yg diajarkan pa Toha dan saat itu
ada yg bisa diselasaikan secara kekeluargaan namun ada juga yg tdk
bisa.
Pada
zaman kepemimpinan Pa Toha bin Sieng, penerimaan anggota/murid sangat
terbuka bagi siapa saja sehingga semakin banyaklah orang-orang yang
ingin mempelajari ilmu kontak dari Pa Toha bin Sieng. Sehingga saking
terbukanya penerimaan anggota pada saat itu maka tidak menutup
kemungkinan, para pendekar/jawara dan ahli silat dari segala penjuru
tanah air berdatangan ingin memperoleh ilmu tersebut. Karena tidak
adanya filter/proteksi pada zaman itu maka tidaklah heran banyak
beberapa perguruan silat/pelajaran tenaga dalam sekarang ini yang mirip2
dengan pelajaran PS. Sin Lam Ba saat ini. Ini karena zaman itu
Indonesia masih mengalami penjajahan dari Belanda sehingga misi dari
alm. pa Toha bin Sieng adalah memberi bekal tambahan kepada
pemuda2/masyarakat dalam berjuang merebut & mempertahankan
kemerdekaan.
2. Periode Kepemimpinan H. Harun bin Achmad
Sepeninggal Pak Toha (1957) PS. Sin Lam Ba
mengalami kemunduran aktifitas masing-masing murid Pak Toha kehilangan
orang dituakan. Setelah sekian tahun salah satu keluarga (adik ipar)
yang juga merupakan murid Pak Toha Yaitu alm. H. Harun Achmad berhasil memajukan PS. Sin Lam Ba diberbagai daerah nusantara dan dibeberapa negara seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Jepang. Kemudian atas saran para ulama di Tebet juga nama Sin Lam Ba yang tadinya berarti Saudara Lahir Bathin diperhalus secara Islami dengan Sa’adah (Bahagia), Latifah (Halus/bijaksana) dan Barokah (Berkah). Dengan filosofi yang terkandung di dalamnya adalah rasa kebahagian
kita sebagai hamba Allah hendaknya selalu mensyukuri nikmat yang
diberikan Allah kepada kita, bukan harta yang membuat kita bahagia
karena bila kita mensyukuri nikmat Allah, niscaya Allah akan menambahkan
nikmat itu. Serta bersikap halus/lemah lembut dan bijaksana kepada siapa saja baik kawan maupun lawan, Insya Allah kita akan mendapatkan Berkah/serba berkecukupan – tidak sekedar materi tapi keberkahan yang lain yang tidak diduga-duga datangnya. Begitu pesan dan penuturan alm. bpk H. Harun Achmad (alm) kepada setiap anggota PS. Sin Lam Ba.
Dan tradisi peninggalan pa Toha bin Sieng dalam pensyariatan anggota juga dirubah dari penyediaan makan pisang, biskuit dan susu diganti dgn makan ala prasmanan, seperti makan nasi uduk betawi, semur rendang, semur jengkol, opor,
dsb. dengan maksud menghindari kesalahan persepsi yg berkembang dlm
memahami pemberian ilmu tsb kpd calon anggota sehingga terhindar dari
hal2 yg berbau klenik yg mengarah ke syirik. Demikian pula dengan
Amalan2 yg diberikan Pa Toha bin Sieng yang kurang Islami (menjurus
kearah ke-batinan/ke-Jawen) DIHAPUSKAN oleh alm H. Harun Achmad dan diganti dengan do’a yang bersumbr langsung dri Al Qur’an dan Al Hadits dimana setiap do’a dicantumkan Nama Surat dan Ayat Al Qur’an serta sumber Hadits Shahi. Jadi singkatnya Periode alm. H. Harun Achmad sdh ada perbedaan dlm pemberian amalan dengn periode yg diajarkan alm bpk. Moh. Toha bin Sieng. Sifat amalan tsb. sbgai do’a yg dibaca setlah sholat 5 waktu bukan amalan khusus utk menambah/memperdlm ilmu Tenaga Dalam, dan tdk ada hubngannya, hanya pesan beliau (alm. H. Harun Achmad)
bacalah do’a ini semata2 ikhlash karna Allah Ta’alla yg Insya Allah
ada manfaat & barokahnya (tdk disebutkan manfaat utk apa, dimana
setiap anggota/ikhwan/akhwat PS. Sin Lam Ba akan memperoleh manfaat
& barokah dari Allah SWT, yang Insya Allah itu berbeda-beda/ tdk
sama tergantung amal ibadahnya /ke-taqwaan ikhwan/akhwat masing2.
Sebagai
tambahan informasi terakhir bahwa sejak jaman meninggalnya pak Toha
bin Sieng banyak murid-murid beliau yang putus komunikasi sesama
anggota/sulit dicari keberadaannya sehingga ada yang tetap
mengembangkan garis keilmuan Sin Lam Ba dengan masih menggunakan nama
Sin Lam Ba (saudara lahir batin), tapi ada juga yang sudah menggantinya
antara lain : perguruan Al Hikmah, Al Barokah, Al Jabbar,
dsb. (konon perguruan silat yang mirip-mirip sin lam ba dalam
berlatihnya menggunakan kedutan PERUT adalah masih garis keilmuan dari
sin lam ba sendiri walau banyak dari pendiri perguruan tersebut tidak
menjelaskan kepada anak/murid dan garis keturunannya tentang asal muasal
ilmunya bahkan ada yg mengarang cerita bahwa ilmunya didapt dari
semedi/bertapa/wangsit, dsb – menurut para sesepuh tenaga dalam). Pada
zaman Pa Toha bin Sieng pun ada bebrapa yg mencoba berdiri sendiri dgn
mngganti/membuat nama sendiri . Demikian pula zaman H. Harun Achmad,
ada yang bernama Sin Lam Ba SEJATI (yang keilmuannya juga
berasal dari gurunya yang katanya belajar dari Pak Toha bin Sieng).
Kemudian periode garis keilmuan dari alm bpk H. Harun Achmad ada yang berganti nama yaitu : PPS Panca Daya yang dulu adalah Perwakilan/Cabang PS. Sin Lam Ba Depok (pendirinya perawat Sin Lam Ba Depok waktu itu, bpk. Gondo Soewandito yang dulu dikenal dengan ‘Tai Chi dari Depok”), Al Inayah yg dulu adlah PS. Sin Lam Ba Cabang Bogor (pendirinya perawat Sin Lam Ba waktu itu bernama bpk. Achmad D. Danusaputra di IPB Bogor – terakhir berubah nama menjadi SEROJA PUTIH). Dan ada yang masih menggunakan nama Sin Lam Ba, yaitu : PPS Sin Lam Ba Cilandak, (pendirinya perawat alm. Ibrahim Adi) yg sekarang diteruskan oleh murid2nya yg bertempat tinggal di daerah Bintaro Jaya sektor 4 dan Sin Lam Ba (Saudara Lahir Batin) dan ada juga yang beralamat di Jl. Suci (Kramatjati) – Jakarta Timur (perawatnya pa Yaya). Sedangkan di daerah Leuwiliyang-Bogor juga ada yg mash mnggunakan Sin Lam Ba (Saudara Lahir Batin), yg mana mrka sumbernya berasal dari Pa Toha bin Sieng
/pendirinya adalh salah seorang murid pa Toha bin Sieng. Hingga
sekarang ini ada beberapa tempat di wilayah Nusantara yg memakai nama
Sin Lam Ba namun tdk jelas asal usul keilmuannya, apa dari garis murid
pa Toha bin Sieng atw H. Harun Achmad, seperti di daerah Sulawesi (Makassar & Gowa), Maluku, Papua, Aceh.
Masih
banyak lagi tokoh-tokoh dunia persilatan baik itu Guru Besar perguruan
silat /tokoh pendekar lain/ulama/Kyai yang belajar secara pribadi
langsung dgn alm. H. Harun Achmad diantaranya, seperti : Pendiri Karate “Black Panther”, dan beberapa
pendekar Betawi/beberapa tokoh agama/Birokrat/selebrity yg sebagian
besar mereka belajar secara pribadi bukan secara organisasi.
Dan untuk sementara ini PS. Sin Lam Ba ber-Sekretariat Pusat di Jakarta Selatan sedangkan Ketua Dewan Perawat dan Sesepuh PS Sin Lam Ba adalah adik kandung alm H. Harun Achmad yaitu H. Abdul Rauf bin Achmad (Cang Rauf) di daerah Menteng Dalam – Jakarta Selatan.
Demikianlah
untuk sementara sejarah mengenai keberadaan – asal muasal keilmuan
khususnya ‘Tenaga Dalam’ – dari Perguruan Silat Sin Lam Ba yang ada
sekarang ini. Kami mohon maap kiraanya penjelasan ini terpaksa kami
tampilkan disini agar semua pihak bisa MENGERTI & PAHAM akan sebuah Perjalanan Sejarah dari sebuah nama besar Perguruan Silat Sin Lam Ba, karena baik-buruknya/pahit-manisnya jalannya sebuah sejarah harus disampaikan, tidak boleh ditutup-tutupi dan tidak bisa dipungkiri dan disangkal selama saksi hidup/pelaku sejarah itu masih ada.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Narasumber:
- Cucu Alm. H. Oddo bin Syech Abdul Karim Banten di Karawang (di daerah makam H. Oddo bin Syech Abdul Karim Banten)
- Alm. Hj. Dawiyah ( istri Alm. Pak Toha ) Bambu Apus Taman Mini-Jakarta Timur
- Alm. H. Harun Achmad bin Achmad Kebon Baru-Tebet
- Hj. Rohayah bin Moh. Toha (Anak kandung Alm. pa Toha bin Sieng), ustadzah/tokoh masyrakat di Bambu Apus, Jak-Tim
- Keluarga Bapak alm. Sarbini Achmad ( Sesepuh Sin Lam Ba Tebet Timur – Jakarta Selatan)
- H. Abdul Rauf Achmad (Ketua Dewan Perawat & Sesepuh PS. Sin Lam Ba)
- Alidin (Ketua Dewan Pelatih Perguruan Silat Sin lam Ba) di Pusat, Tebet Jakarta.
Silsilah keilmuan Perguruan Silat Sin Lam Ba
berikut ini adalah silsilah kelimuan Perguruan Silat Sin Lam Ba:
Sekilas tentang H. Harun Achmad bin Achmad
Berbicara tentang Sin Lam Ba tidaklah lengkap jika tidak menyebut alm. H. Harun Achmad bin Achmad. Sebab beliau orang yang pertama memprakarsai pendirian nama Sin Lam Ba secara organisasi & modern. alm. H. Harun Achmad bin Achmad merupakan seorang pejuang (Pahlawan) dari Divisi Siliwangi yang bertempat tinggal di daerah Betawi. Beliau pertama kali belajar kepada kakak iparnya yakni Pak Toha bin Sieng sekitar tahun 1950. Dan baru sekitar tahun 1953 beliau diberi wewenang/diijazahkan oleh Pak Toha bin Sieng di Tebet-Jakarta Selatan untuk mengembangkan ilmu Sin Lam Ba. Pertama kali beliau mengembangtkan Sin Lam Ba di derah Bungur Kemayoran-Jakarta Pusat.
Awal mula tempat tinggal beliau di daerah Tebet Timur-Jakarta Selatan, kemudian beliau pindah tempat tinggal ke daerah Bungur Kemayoran-Jakarta Pusat. Murid angkatan pertama beliau antara lain: Tengku Syarial (pendiri Karateka “Black Panther”), alm. Gondo Suwandito (pendiri PPS. Panca Daya-Depok yg dulu pemimpin PS Sin Lam Ba cabang Depok). Semenjak itu Sin Lam Ba berkembang di dearah Senen, Bungur, Utan Panjang, Kemayoran dan Galur-Jakarta Pusat.
Setelah Sin Lam Ba berkembang di daerah Jakarta Pusat, beliau pindah kemabali ke daerah Kebon Baru-Tebet Jakarta Selatan.
Diantara keluarganya beliau paling terakhir belajar kepada Pak Toha bin Sieng (kakak iparnya) yakni antara lain:
- Pak Mugeni Achmad bin Achmad/Cang Mug (kakak ipar Pak Toha bin Sieng)
- Ibu Hj. Dawiya Achmad binti Achmad/Nyak Iye (isteri Pak Toha bin Sieng)
- Pak Sarbini Achmad bin Achmad/Cang Nini (Kakak kandung H. Harun Achmad)
- Ibu Hj. Tasuro Achmad bin Achmad (adik kandung H. Harun Achmad)
- Ibu Hj. Tasiya Achmad bin Achmad (adik kandung H. Harun Achmad)
- Pak H. Abdul Rauf Achmad bin Achmad/Cang Rauf (adik paling bungsu H. Harun Achmad/Ketua Dewan Perawat/Guru Besar Sin Lam Ba Periode Tahun 1999-sekarang)
Memang benar alm. H. Harun Achmad bin Achmad sedikit merubah persepsi dan pemahaman pelajran “Tenaga Dalam” tsb yg sebelumnya yaitu masa /sewaktu Pa Toha bin Sieng mash hidup memakai istilah/amalan yg kurang Islami walau itu baik. Berhubung ada perubahan misi dlm organisasi Sin Lam Ba yg seblumnya kurang diangkat dakwah Islamnya, maka pd masa kepemimpinan alm. H. Harun Achmad bin Achmad ditonjolkan misi dakwah Islam tsb. sehingga amalan & tata cara latihan sertas tradisi yg kurang Islami DIHAPUS dan diganti dgn do’a2 yg bersumber jelas yaitu Al Qur’an & Hadits Muhammad SAW serta tradisi pensyariatan yg sbelumnya para anggota setelah di-syariatkan/di-baiat serta penyebutan anggota menjadi ikhwan (pria) dan Akhwat (wanita).
Tradisi pen-syariatan yg sebelumnya diberikan makan pisang, susu & biskuit diganti dgn makan ala pramanan seperti makan nasi uduk dan kue2 biasa. Walaupun itu semua tradisi lama penuh dgn filosofi yg kuat, yaitu mengibaratkan ilmu Sin Lam Ba bagaikan sebuah pisang, susu & biskuit, yaitu pisang, bersikap keras/tegas boleh namun tetap lembut di hati” ; Bagai susu yg putih bersih, tdk dikotori dgn hal2 yg negatif oleh si pemegang ilmu sin lam ba ; serta bagai biskuit, walau kelihatn keras namun tetap bisa mencair dimana/bisa menyesuaikan diri dimana ia berada. Filosofi tersebut mash dipegang sampai sekrng namun tdk disimboliskan secara nyata.
Alm. H. Harun Achmad bin Achmad sering memberikan wejangan2 kepada setiap ikhwan/akhwat di rumahnya dengan nasehat2 yg bijak dan welas asih. Beliau sering ditanyain mengenai pelajaran ilmu ini, baik dari ikhwan atw orang luar mengenai ilmu ini seperti apa, bagaimana meningkatkan ilmu “Tenaga Dalam” Sin lam Ba”, kenapa kok orang bisa mental ?dsb.dsb. Dan jawab beliau adalah di dlm Al Qu’an surat Al Maidah ayat 11, Allah berfirman11. :
“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan ni’mat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mu’min itu harus bertawakkal”.
Diantara kisah yg berhubngan dgn ayat tsb. salah satunya adalah Ketika Rasulullah saw berhenti di suatu tempat yang dipilihkan oleh para sahabatnya di dekat pohon, kemudian Beliau tertidur di bawah pohon itu. Tiba2 datang orang Arab dusun lalu menghunus pedangnya kearah leher Nabi Muhammad SAW dan berkata Siapakah yang akan menghalangimu dariku? Rasulullah SAW menjawab: Allah..!! Maka gemetarlah tangan orang arab dusun itu dan jatuhlah pedangnya. Yang kemudian diambil oleh Nabi SAW. dan kemudian keadaan dibalik, Nabi SAW yg mnghunus pedang ke leher org arab tsb. Kisah tsb diatas menjadi dasar pijakan atw dalil pelajaran dari ilmu Sin Lam Ba. (Seperti yg disampaikan alm./ H. Harun Achmad)
Dan utk meningkatkannya pelajaran Tenag Dalam, beliau menjawab bahwa Allah berfirman : “Berdoalah kamu kepada-Ku, maka pasti akan Aku kabulkan”, itu adalah janji Allah dan Allah tidak pernah berbohong. Jadi mintalah langsung kepada Allah bukan kpd saya atw Sin lam Ba, hasil bagaimana kita serahkan kpd Allah. Klau berhasil “Alhamdullillah” kalau tdk berhasil, “Astqfirullah”, introspeksi diri. Karena , Allah akan menambahkan nikmat itu klau kta mensyukurinya tp klau kta ingkar / kufur, azab-Ku sangat nyata, Kata Allah “Waqala rabbukum ud‘uni astajib lakum” lengkapnya adlah yaitu : “Berdoalah kepada-Ku nescaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (S. 40 : 60) dan tambahannya :
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahawasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. [2:186]
Sedangkan klau perihal knapa org bisa mental dan bgaimna bentuk & rasa tenaga dalam tsb, beliau mnjawab : bagaikan angin yg menerpa sebuah pohon kelapa, pohon tu goyang atw angin yg menerpa kita ….. terasa sepoi2kan hembusannya? Sedang rasanya, ibarat garam, yg rasanya asin, bagimana kta menceritkan tentg rasa asin itu?susah kan dgn akal sehat?. Jadi bgtpula dgn tenaga dalam yg tdk berbentuk rupa & rasa tp hanya merasakan dorongan atw hempasan dari tenaga yg keluar dari tubuh seseorg kpd org lain. Dimana setiap ikhwan Sin Lam Ba hrus bisa mnyerang, krn dgn menyerang dia akan merasakan rasanya didorong/dijatuhkan dan saat mengeluarkan juga mrasakan daya yg keluar dari pusat perut. Setelah itu coba diceritakan hasilnya, bagaimana rasanya?Sehingga hanya dgn ke-imanan kpd Allah SWT. pertanyaan tsb bisa menjawabnya, apalagi klu sdh mengarah hal2 diluar akal sehat/nalar kita tentang betapa “dasyat”nya “tenaga dalam” itu bila digunakan apalagi kla sampai salah mnggunakan atw org yg salah mnggunakannya. Memang tenaga dalam ini mrupakann bagian dri yg ghaib, dan kta wajib mengimaninya.
Kalau mengenai hal2 yg ghaib lebih luas yg dihubungkan dgn ilmu tenaga dalam, beliau berpesan : “hati-hati” klau kta ingin memperdalmnya, krna bisa2 kita mnjdi syirik & musyrik. Namun kita tdk dilarang utk mempelajarinya sebagimana firman Allah : Ya ma’-syaral jinni wal-insi inis tata’ tum an tanfudzu min aqtari syamaawati wal ardi fan fudzu la tanfudzun illa bisultan. Yang artinya : “Hai para jin dan manusia jika kamu dapat menembus langit dan bumi, maka silakan menembusnya. Dan kamu tidak akan menembusnya kecuali dengan kekuatan.” Artinya kita dipersilahkan mempelajari ilmu2 ghaib termasuk memperdlm ilmu tenaga dalam namun hrus dibekali dulu dgn ilmu yg lain, yaitu mempertebal ilmu agama ditambah ilmu pengetahuan yg lain, agar tdk salah jalan. Karena maslah ghaib adalah urusan Allah, kita hanya diberi sedikit aja, nah utk memperoleh sedikit itu batasannya kita pun juga tdk tahu hanya dgn tambahan ilmu/pengetahuan yg cukup baru akan mengetahuinya. Dalam kaitannya dgn hal2 ghaib, termasuk maskhluk ghaib seperti JIN seperti firman Allah diatas bahwa JIN & manusia utk menmbus alam ghaib tdk lah mudah kecuali mereka belajar/membekali dulu dgn ilmu/pengetahuan. ” Nah tinggal ente sendiri deh yg mencerna ….” Ilmunya JIN ma manusia sama apa ga? …. kata Alm. H. Harun. Berarti kesimpulannya JIN & Manusia sama2 dibatasi pengetahuannya mengenai hal2 yg ghaib, termasuk tenaga dalam ini yg ente pelajari ….. jadi soal campur tangan Jin dlm pelajaran tenaga dalam tergantung setiap individu yg mempelajarinya, bgaimana cara memperolehnya /mendapatinya … di Sin Lam Ba tdk perlu pake acara mandi kembang 7 rupa, puasa mutih, pantangan makan. dsb. karena cara2 tsb bukan cara Islami sehingga dikuatirkan akan adanya andil dari JIN dlm memperoleh ilmu tsb, kalau kita mau menambahkan amaln puasa, boleh2 aja asal niatnya karena Allah Ta’alla bukan krn Sin Lam Ba, seperti yg diajarkan Nabi SAW, seperti puasa Senin-Kamis, dan tdk ada pantangan khusus yg dimakan-minum, namun apapun makanan-minuman serta perilaku yg dilarang di Agama Islam juga dilarang di Sin Lam Ba.
Ada sedikit kisah perjalananan hidup alm. H. Harun Achmad semenjak mengembangkan PS. Sin Lam Ba. Diantaranya :
1. Selama menjadi pejuang kemerdekaan, setiap tempat dimana beliau ditugaskan, beliau menyempatkan diri ke suatu pesantern (bila menemukan) terus mengaji & bertemu dgn anjengannya. Setelah cukup tugas negara slesai, setiap akan pulang beliau kadang meminta bekal do’a yg bisa di wiridkan/diamalkan serta di-ijazahkan utk bekal dunia-akherat sehingga do’a2 tsb beliau kumpulkan yg sekarang diberikan kpd setiap anggota/ikhwan baru PS. Sin Lam Ba hingga akhir hayatnya.
2. Dan setelah merdeka, sewaktu menjadi Intelpam beliau sering keluar malam utk patroli di wilayah DKI Jaya khususnya wilayah Tebet, beliau pernah menangkap maling di daerah Tebet tnpa borgol tp maling tsb tangannya terkunci (terlipat satu sama lain bagaikn diborgol). Pernah juga kisah yg disampaikan atw diceritakan bahwa kalau tengah malam beliau sering duduk di teras rmh sambil ngopi, dan kebetulan ada seseorg yg lewat lalu menyapanya kemudian org tsb pergi dan tdk berapa lama org tsb mendpati beliau sdang menangkap maling dan membawa maling tsb k ktr polisi, org itu sdah heran krn baru sja ia bertemu alm. sdang ngopi knpa bisa scepat itu menangkp maling. Lalu org itu balik lagi ke rmh alm. H. Harun Achmad tpi ia msh mendpati beliau msh ada di teras rmhnya …. aneh bukan….?wallahu a’lam bishawab.
3. Banyak masyarakat yg meminta tolong, baik org sekitar Tebet dan sekitarnya atwpun org jauh yg mendpt refrensi dr anggota atw pernah mendengarnya yang dtg meminta tolong utk mengobati suatu penyakit, seperti penyakit stress, kesurupan, membersihkan tempat/rumah yg ada gangguan jin-nya. Dalam prakteknya, seperti mengobati org kesurupan, klau tdk ada ikhwan yg dikirim beliau turun langsung namun anehnya, kadang org yg kesurupan itu belum dipegang oleh alm. H. Harun Achmad sdah sembuh alias sudah keluar jinnya, mngkin kharisma beliaulah yg membuat takut sang jin (wallahu ‘alam bis shawab) khsusnya klau msh wilayah Tebet dan sekitarnya. Dan pengalaman beliau sewktu membersihkan rumh yg ada gangguan Jinnya, pernah suatu ketika di daerah kebanyoran baru, sebuah rumah yg cukup besar beliau dtg dijemput, kmudian sesampai d rmh tsb. beliau berwudhu, berdoa lalu melakukan langkah Lima Sin Lam Ba bolak balik. Anehnya, tdk lama berselang stelah dilakukannya pembersihan dgn jurus langkah lima tiba2 ubin marmer/kramik yg bagus itu nyembul keatas membentuk gunungan (seperti ada sesuatu yg akan keluar dari dlm tanah). Selidik punya selidik trnyata disitulah pusat gangguan dri jin2 penghuni rmh tsb. Alhamdullillah….
Begitulah sedikit gambaran sosok alm. H. Harun Achmad bin Achmad dlm kehidupan sehari-hari di dalm kepemimpinan Pusat PS. Sin Lam Ba. Dan Masih banyak lagi kisah2 manfaat dri “Tenaga Dalam” yg beliau praktekan yg tdk bisa dicantumkan di Blog ini. Dan beliau tdk mau dipanggil GURU BESAR dan tdk mau dibedakan oleh ikhwan/akhwat dlm sehari-harinya, di Sin Lam Ba dlm pelajarn Tenaga Dalam, ada istilah “tdk ada guru & tdk ada murid”, semua sama dimata Allah SWT. yg membedakan adalah Ketaqwaannya. Sebab, yg lbh dulu masuk belum lbh maju pelajarannya kecuali dlm berlatih silat fisik, yaitu pelatih & murid.s
Narasumber:
- Alm. Hj. Dawiyah ( istri Alm. Pak Toha ) Bambu Apus Taman Mini – Jakarta Timur
- Alm. H. Harun Achmad bin Achmad Kebon Baru – Tebet
- Ibu Hj. Tasuro Achmad bin Achmad (adik kandung H. Harun Achmad)
- Ibu Hj. Tasiya Achmad bin Achmad (adik kandung H. Harun Achmad)
- Keluarga Alm. Bapak Sarbini Achmad (Sesepuh Sin Lam Ba Tebet Timur – Jakarta Selatan)
- Pak H. Abdul Rauf Achmad bin Achmad/Cang Rauf (adik paling bungsu H. Harun Achmad)
- Alidin (Pelatih Utama Sin Lam Ba Pusat)
- Para Pelatih & Pengurus Pusat PS. Sin Lam Ba
- Ikhwan/Akhwat PS. Sin Lam Ba
Bendera Perguruan Silat SIN LAM BA terdiri dari :
a. Warna dasar logo putih
b. Warna dasar bendera kuning / seperti seragam perguruan
c. Tulisan Perguruan Silat SIN LAM BA berwarna hijau
d. Jabat tangan berwarna coklat
e. Padi di sisi kanan dan kiri berwarna kuning
f. Dua buah trisula berwarna hitam
Nama Pengurus Pusat / Nama Cabang / Nama Ranting / Nama Unit dibawah logo dengan tulisan berwarna hijau
Prasetya Pesilat Indonesia
1. Kami pesilat Indonesia adalah warga Negara yang bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekerti luhir.
2. Kami pesilat Indonesia adalah warga Negara yang membela dan mengamalkan pancasila dan UUD 1945.
3. Kami pesilat Indonesia adalah pejuang yang cinta bangsa dan tanah air Indonesia.
4. Kami pesilat Indonesia adalah pejuang yang menjunjung tinggi persaudaraan dan persatuan bangsa.
5. Kami pesilat Indonesia adalah pejuang yang senantiasa mengejar kemajuan dan kepribadian Indonesia.
6. Kami pesilat Indonesia adalah ksatria yang senantiasa menegakan kebenaran, kejujuran, dan keadilan.
7. Kami pesilat Indonesia adalah ksatria yang tahan uji dalam menghadapi cobaan dan godaan.
Pertandingan
Pencak Silat olahraga telah dirintis sejak tahun 1961 pada PON V di
Bandung sebagai eksebisi. Hingga PON VII di Surabaya.
Baru pada PON ke-VIII di Jakarta tahun 1975. Pencak Silat dipertandingkan secara resmi.
Pencak Silat secara umum menitik beratkan pada kemampuan maksimal tubuh, yang dibedakan menjadi beberapa spesifikasi, yaitu :
a. Strenght ( kekuatan )
b. Endurance ( daya tahan )
c. Speed ( kecepatan )
d. Flexibelity ( kelentukan )
e. Agility ( kelincahan )
f. Fitness ( kesegaran jasmani )
g. Reaction ( reaksi )
Persakutuan Pencak Silat Antar Bangsa ( PERSILAT )didirikan pada tanggal 11 Maret 1960.
Adapun Negara pendiri & pemrakarsa terbentuknya PERSILAT
1. Indonesia
2. Singapura
3. Malaysia
4. Brunei Darussalam
IPSI didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, diprakarsai oleh Mr. Wongsonegoro. ( ketua Pusat Kebudayaan Kedu )
Ketua IPSI : I Mr. Wongsonegoro
II. Brigjen Tjokropranolo ( Mantan Gubernur DKI )
III. Eddi M. Nalapraya ( Mantan Wakil Gubernur )
IV Prabowo. S
Istilah yang digunakan secara standar oleh IPSI
1. Kuda-kuda
2. Sikap pasang
3. Pola langkah
4. Belaan
5. Hindaran
6. Serangan
7. Tangkapan
Fungsi Pencak Silat
- Sebagai alat beladiri ( teknis )
- Sebagai sarana olahraga ( atletika )
- Sebagai sarana kecintaan pada rasa keindahan ( estetika )
- Sebagai alat pendidikan mental dan rohani ( etika)
Perguruan Silat SIN LAM BA memiliki lambang yang terdiri dari :
a. Segilima berwarna hitam melambangkan Pancasila
b. Segilima dalam berwarna hitam melambangkan rukun Islam
c. Dua
trisula berwarna hitam melambangkan ilmu silat yang diajarkan dalam
lingkungan Perguruan Silat SIN LAM BA, baik silat fisik (luar) maupun
tenaga dalam
d. Padi
yang berwarna kuning di sebelah kiri berjumlah 18 butir dan di sebelah
kanan yang berjumlah 19 butir melambangkan tahun digunakannya nama SIN
LAM BA pada perguruan ini yakni 1937
e. Huruf arab ﺏ ﻞ ﺲ berwarna hijau mengandung makna Sa’adah (kebahagiaan), Latifah (kelembutan) dan Barokah (mendapat kebercukupan dari Allah SWT)
f. Jabat tangan yang berwarna coklat melambangkan persaudaraan yang erat diantara sesama
ikhwan Perguruan Silat SIN LAM BA.
Assalamu’alaikum…
P e n u l i s :
H. MUHAMMAD ADAM,SH
Perawat / Guru "SIN LAM BA"
Sunber; http://sinlamba.org
Sunber; http://sinlamba.org
0 komentar:
Posting Komentar